Selasa, 19 Agustus 2014

NAMAKU



Imas Rismawati
20 Agustus 2014
07:13
Namaku, siapakah namaku?? He..
Namaku Imas Rismawati. Itu nama pemberian nenekku 18 tahun yang lalu. Entah dari mana beliau mendapatkan nama ini, berkali-kali kutanyakan apa arti dari namaku kepada ibu,  hahaha J ternyata ibupun tak tahu. Malah menjawab seenaknya, kalau namaku dapat nemu. Ahahaa kacaulah!!
Aku sempat diceritakan ibu tentang namaku. Katanya dulu Bapak menginginkan namaku itu Rona Risma. Ah sayangnya bapak kalah cepat oleh nenek. Hem,, seperti pribahasa siapa cepat dia dapat!!! Dan neneklah yang akhirnya memberiku nama Imas Meriamah. Ya itu nama awalku, tahu artinya?? Meri itu nama nenek buyutku, dan Amah nama nenek dari Bapak. Jadilah Meriamah. Lucu memang, menggabungkan 2 nama para pendahuluku. Entah apa maksud dari semua itu. Andai dulu aku diperbolehkan memilih, ah.. rasanya aku lebih suka nama dari Bapak. Hehe maaf nek yah..
Lah dulu Imas Meriamah, kok sekarang malah Imas Rismawati? Apa yang terjadi??
Itu ulah Ibuku. Hahaha,,, entah apa alasan Ibu mengganti namaku ketika aku masuk SD. Ada-ada saja memang. Mungkin Ibu ingin nama pemberian Bapak terselip di namaku, dan Risma lah yang di ambil. Sementara wati, ah tak tahu asal muasal satu kata ini. Mungkin sudah terbiasa dikampungku setiap anak perempuan namanya diakhiri dengan wati. Tapi sekarang aku tahu, ternyata wati itu memang cirikhas untuk perempuan. Dan jadilah namaku Imas Rismawati sampai sekarang. Sampai aku duduk di bangku perkuliahan, sampai nanti tercatat dalm buku pernikahan bahkan sampai kelak tertulis di bawah batu nisan. Tak akan pernah berubah.
Itu nama keberuntungan ku. Begitulah yang ku ingat perkataan Bu Evi guru Bahasa Indonesiaku dulu di SMP. Beliau yang membuatku yakin bahwa aku tak perlu malu ataupun minder dengan namaku. Beliau mengatakan namaku itu sunda asli. Ahaha.. jelaslah. Aku memang orang sunda asli, tanpa ada keturunan dari suku apalagi Negara yang lain. Beliau mengatakan, “dengan nama Imas Rismawati kamu bisa menjadi seperti sekarang ini, bisa menjadi ketua OSIS. Bisa mencapai apa yang kamu inginkan”. Ya.. kebetulan di SMP aku sempat aktif di OSIS, dan kurasa benar kata bu Ev, dengan namaku ‘Imas Rismawati’ bisa mencapai apa yang aku inginkan. Jika namaku berbeda, belum tentu aku bisa menjalani kehidupan seperti ini. Kehidupan yang penuh dengan kedamaian dan keberkahan. Terimakasih deh untuk nenek, Bapak dan Ibuku yang tak salah memberiku nama.
Seperti nama-nama yang lain, namakupun tak luput dari pelesetan atau gurauan bahkan ejekan teman-teman dikelas. Entah itu teman SD, SMP bahkan SMA. Aku mau tulis ah  nama-nama panggilan yang dulu pernah melekat, bahkan masih berlaku sampai sekarang.
Mulai dari panggilan keluarga. Ibu dan Bapak sejak aku kecil terbiasa memanggilku ‘nong’, itu kependekkan dari ‘jenong’. Jarang sekali mereka memanggilku dengan nama. Bahkan keluarga dari Ibu, semuanya memanggilku seperti itu, dan kacaunya panggilan itu masih berlaku sampai sekarang sampai nanti pula sepertinya. Aku di panggil seperti itu karena katanya memang memiiki kening yang lumayan luas, ya kalau dalam bahasa sunda itu di sebut jenong. Oalaah,. Coba aku bukan orang sunda, kira-kira apa yah panggilanku? Hehe
Nah untuk panggilan-panggilan jail, tak terhitung rasanya. Di SD dulu ada yang memanggilku ‘sami’ (Ahaha itu kebalikan dari namaku). Ada pula yang iseng meledekku dengan kosmos, simas, mastur, turki. Entah terinspirasi dari mana nama-nama itu, Karena ku pikir terlalu jauh jaraknya dengan namaku.  Tapi anehnya, panggilan ini masih berlaku sampai sekarang. Teman-teman SD terutama anak laki-laki, biasanya akan berteriak memanggilku dengan sebutan-sebutan itu ketika melintas di depan rumah. Jail memang, tapi terkadang hal ini yang aku rindukan ketika aku pulang. Masih banyak rasanya ketika SD dulu, tapi tak banyak yang mampu aku ingat.
Berbeda dengan masa SD, ketika SMP sedikit sekali panggilan-panggilan iseng. Terkesan lebih serius di SMP itu. Teman-teman sekelasku dulu banyak yang memanggilku ‘ym’. Terkesan alay memang, tapi begitulah masa SMP. Masa yang mudah sekali terpengaruh perkembangan zaman. Ikut-ikut alay lah akhirnya. Dan di SMP pula ada yang memanggiku ‘Risma’. Satu-satunya orang di dunia yang memanggil nama tengahku, berkesanlah pokoknya. Ahhaaha
Apalagi yah? Sepertinya hanya itu, karena di SMP aku tak begitu akrab dengan yang lain.
Nah, lain SD, lain SMP lain pula SMA. Hah SMA? Aku Aliyah lah, bukan SMA. Haha  (berbangga hati ceritanya).
Masa di Aliyah lebih seru, candaan, gurauan, ledekan semuanya ada. Tak jauh semasa SD dulu jika aku ingat-ingat. Beragam pula panggilanku di masa ini. Beberapa ada yang memanggil nama belakangku ‘wati’. Arrghh aku paling tidak suka di panggil yang satu ini. Tapi semakin aku tak suka, malah semakin semangat lah mereka meledekku. Ahaha J dasarlah!!!
Ada yang memanggilku ‘Teteh’, ah sepertinya memang karena usiaku lebih tua darinya, padahal kita satu kelas huh!! -_-. Ada yang sempat memanggilku ‘caby’. Yaa meskipun hanya di sms. Tapi aku sama sekali tak merasa seperti itulah. Lagi-lagi itu panggilan iseng. Haha.. Ada pula yang iseng memanggilku ‘tante’ ah entah dari mana lagi asal kata ini. Biarkanlah.. haha  
Di insect family aku kebagian di panggil ‘nyonya’ hanya sebentar sih. Nah terakhir-terakhir masa ini, ada juga yang nganggur menambah-nambahkan huruf di belakang namaku, seperti imase dan imaso. Terlalu kreatif lah mereka-mereka itu.
Nah, hanya sampai sini panggilan yang ku punya. Dari masa SD sampai kini aku lulus dari bangku Aliyah. Meskipun ada satu panggilan yang tak aku sebutkan, hihihi rahasia 
Aku harap semua panggilan yang pernah mereka lontarkan kepadaku, masih bisa mereka ingat. Masih terselip dalam jutaan nama di memori mereka. Terimakasih, namaku menjadi lebih berwarna karena mereka, terasa lebih hidup dengan ledekan-ledekan mereka.
Kira-kira panggilan seperti apa lagi yah yang akan aku dapat di kemudian hari? Entahlah.. tunggu saja lanjutan kisahnya. Hehe