Imas
Rismawati
20
Agustus 2014
07:13
Namaku Imas Rismawati. Itu nama pemberian nenekku 18
tahun yang lalu. Entah dari mana beliau mendapatkan nama ini, berkali-kali
kutanyakan apa arti dari namaku kepada ibu, hahaha J ternyata ibupun
tak tahu. Malah menjawab seenaknya, kalau namaku dapat nemu. Ahahaa kacaulah!!
Aku sempat diceritakan ibu tentang namaku. Katanya dulu
Bapak menginginkan namaku itu Rona Risma.
Ah sayangnya bapak kalah cepat oleh nenek. Hem,, seperti pribahasa siapa cepat
dia dapat!!! Dan neneklah yang akhirnya memberiku nama Imas Meriamah. Ya itu nama awalku, tahu artinya?? Meri itu nama nenek buyutku, dan Amah nama nenek dari Bapak. Jadilah
Meriamah. Lucu memang, menggabungkan 2 nama para pendahuluku. Entah apa maksud
dari semua itu. Andai dulu aku diperbolehkan memilih, ah.. rasanya aku lebih
suka nama dari Bapak. Hehe maaf nek yah..
Lah dulu Imas
Meriamah, kok sekarang malah Imas
Rismawati? Apa yang terjadi??
Itu ulah Ibuku. Hahaha,,, entah apa alasan Ibu
mengganti namaku ketika aku masuk SD. Ada-ada saja memang. Mungkin Ibu ingin
nama pemberian Bapak terselip di namaku, dan Risma lah yang di ambil. Sementara wati, ah tak tahu asal muasal satu kata ini. Mungkin sudah terbiasa
dikampungku setiap anak perempuan namanya diakhiri dengan wati. Tapi sekarang aku
tahu, ternyata wati itu memang cirikhas untuk perempuan. Dan jadilah namaku Imas Rismawati sampai sekarang. Sampai
aku duduk di bangku perkuliahan, sampai nanti tercatat dalm buku pernikahan
bahkan sampai kelak tertulis di bawah batu nisan. Tak akan pernah berubah.
Itu nama keberuntungan ku. Begitulah yang ku ingat
perkataan Bu Evi guru Bahasa Indonesiaku dulu di SMP. Beliau yang membuatku
yakin bahwa aku tak perlu malu ataupun minder dengan namaku. Beliau mengatakan
namaku itu sunda asli. Ahaha.. jelaslah. Aku memang orang sunda asli, tanpa ada
keturunan dari suku apalagi Negara yang lain. Beliau mengatakan, “dengan nama
Imas Rismawati kamu bisa menjadi seperti sekarang ini, bisa menjadi ketua OSIS.
Bisa mencapai apa yang kamu inginkan”. Ya.. kebetulan di SMP aku sempat aktif
di OSIS, dan kurasa benar kata bu Ev, dengan namaku ‘Imas Rismawati’ bisa mencapai apa yang aku inginkan. Jika namaku berbeda,
belum tentu aku bisa menjalani kehidupan seperti ini. Kehidupan yang penuh
dengan kedamaian dan keberkahan. Terimakasih deh untuk nenek, Bapak dan Ibuku
yang tak salah memberiku nama.
Seperti nama-nama yang lain, namakupun tak luput
dari pelesetan atau gurauan bahkan ejekan teman-teman dikelas. Entah itu teman
SD, SMP bahkan SMA. Aku mau tulis ah nama-nama panggilan yang dulu pernah melekat,
bahkan masih berlaku sampai sekarang.
Mulai dari panggilan keluarga. Ibu dan Bapak sejak
aku kecil terbiasa memanggilku ‘nong’,
itu kependekkan dari ‘jenong’.
Jarang sekali mereka memanggilku dengan nama. Bahkan keluarga dari Ibu,
semuanya memanggilku seperti itu, dan kacaunya panggilan itu masih berlaku
sampai sekarang sampai nanti pula sepertinya. Aku di panggil seperti itu karena
katanya memang memiiki kening yang lumayan luas, ya kalau dalam bahasa sunda
itu di sebut jenong. Oalaah,. Coba aku bukan orang sunda, kira-kira apa yah
panggilanku? Hehe
Nah untuk panggilan-panggilan jail, tak terhitung
rasanya. Di SD dulu ada yang memanggilku ‘sami’ (Ahaha itu kebalikan dari
namaku). Ada pula yang iseng meledekku dengan kosmos, simas, mastur, turki.
Entah terinspirasi dari mana nama-nama itu, Karena ku pikir terlalu jauh
jaraknya dengan namaku. Tapi anehnya,
panggilan ini masih berlaku sampai sekarang. Teman-teman SD terutama anak
laki-laki, biasanya akan berteriak memanggilku dengan sebutan-sebutan itu
ketika melintas di depan rumah. Jail memang, tapi terkadang hal ini yang aku
rindukan ketika aku pulang. Masih banyak rasanya ketika SD dulu, tapi tak
banyak yang mampu aku ingat.
Berbeda dengan masa SD, ketika SMP sedikit sekali
panggilan-panggilan iseng. Terkesan lebih serius di SMP itu. Teman-teman
sekelasku dulu banyak yang memanggilku ‘ym’.
Terkesan alay memang, tapi begitulah masa SMP. Masa yang mudah sekali
terpengaruh perkembangan zaman. Ikut-ikut alay lah akhirnya. Dan di SMP pula
ada yang memanggiku ‘Risma’.
Satu-satunya orang di dunia yang memanggil nama tengahku, berkesanlah pokoknya.
Ahhaaha
Apalagi yah? Sepertinya hanya itu, karena di SMP aku
tak begitu akrab dengan yang lain.
Nah, lain SD, lain SMP lain pula SMA. Hah SMA? Aku
Aliyah lah, bukan SMA. Haha (berbangga hati ceritanya).
Masa di Aliyah lebih seru, candaan, gurauan, ledekan
semuanya ada. Tak jauh semasa SD dulu jika aku ingat-ingat. Beragam pula
panggilanku di masa ini. Beberapa ada yang memanggil nama belakangku ‘wati’. Arrghh aku paling tidak suka di
panggil yang satu ini. Tapi semakin aku tak suka, malah semakin semangat lah
mereka meledekku. Ahaha J dasarlah!!!
Ada yang memanggilku ‘Teteh’, ah sepertinya memang karena usiaku lebih tua darinya,
padahal kita satu kelas huh!! -_-. Ada yang sempat memanggilku ‘caby’. Yaa meskipun hanya di sms. Tapi
aku sama sekali tak merasa seperti itulah. Lagi-lagi itu panggilan iseng.
Haha..
Ada pula yang iseng memanggilku ‘tante’
ah entah dari mana lagi asal kata ini. Biarkanlah.. haha
Di insect family aku kebagian di panggil ‘nyonya’
hanya sebentar sih. Nah terakhir-terakhir masa ini, ada juga yang nganggur
menambah-nambahkan huruf di belakang namaku, seperti imase dan imaso. Terlalu
kreatif lah mereka-mereka itu.
Nah, hanya sampai sini panggilan yang ku punya. Dari
masa SD sampai kini aku lulus dari bangku Aliyah. Meskipun ada satu panggilan
yang tak aku sebutkan, hihihi rahasia
Aku harap semua panggilan yang pernah mereka
lontarkan kepadaku, masih bisa mereka ingat. Masih terselip dalam jutaan nama
di memori mereka. Terimakasih, namaku menjadi lebih berwarna karena mereka,
terasa lebih hidup dengan ledekan-ledekan mereka.
Kira-kira panggilan seperti apa lagi yah yang akan
aku dapat di kemudian hari? Entahlah.. tunggu saja lanjutan kisahnya. Hehe